Ibadah Adalah Sikap Bersyukur! Hati Mendefinisikan Ibadah, Bukan Pelayanan Gereja atau Musik!

Terakhir sepertinya kita berbincang-bincang tentang tuturan syukur dalam bahasa Tuhan, dan macam mana itu merupakan sikap nang mengungkapkan rasa syukur dan penyembahan. Waktu ini yuk kita melihat lebih depan di amalan itu sendiri. Terlalu padat perseorangan Kristen dan orang per orang beragama, memandang amalan hanya sebagai sesuatu nang Anda lakukan. Ini yaitu tugas nan Anda lakukan, biasanya zaman Anda pergi ke gereja seminggu sekali, atau kapan pun Anda pergi. Kami menjalani hidup kami sendiri, kecuali jika kami amblas dan berdoa dan meminta infak Tuhan.

Dan dalam upaya untuk terhubung via ia ala tingkat tertentu, kita pergi ke gereja untuk apa nang disebut ‘ibadat.’ APAKAH KITA Asi-Absah Ya UNTUK MENYEMBAH TUHAN? Kita paling sering tidak asi-berdasar beribadah. Berisi orang per orang menilai sembahyang bukan sembahyang: Ibadahnya terlalu kuat!

Apakah itu madah hijau, bukan madah lama? Gitar listrik itu menusuk telingaku! Apakah tabuh terlalu rock? Tim penyembahan berpakaian terlalusantai untuk menyembah Tuhan!

Apakah orang seorang atas kesimpulan kami mengganggu Anda pula, atau hanya saya? Amalan ini telah berlangsung selama 22 menit – berapa lama itu akan berlangsung? Akur saya detik khawatir tentang apa nang akan terjadi minggu muka? Lihat! Wiku padahal mempelajari khotbahnya!

Sira tidak menyembah! Waduh, apakah Anda melihat perseorangan itu menandak? Pikiran kita melayang ke agen judi idnslot museumbola 100 paran nan farik.

Apakah kita asi-aci beribadah? APAKAH HIDUP MENURUT Yura MENGGANGGU KITA DARI Amalan? Telusur impresi Kristen memberi tahu kita bahwa kebanyakan perseorangan Kristen menjalani kehidupan cukup radiks beberapa durja yura, arsitektur, wahyu, dan prinsip. Pikirkanlah: ini hanyalah kejadian lain nang mengalihkan perhatian kita dari penyembahan nang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Yura, bentuk, sila dan prinsip memusatkan perhatian kita atas KITA, bukan ala TUHAN.

Mereka membahas pemikiran nang kudu kita lakukan – dan masalah-masalah nang tidak boleh kita lakukan – untuk menjadi absah cukup pada terhadap berkenaan Tuhan dan lewat oknum lain. Mata sembahyang merupakan Tuhan. Kita tidak arsenik menyembah TUHAN, dan lagi mata cukup Individu atas jam nang serupa. Dalam Roma 1:25, Paulus mengatakan kita cenderung menyembah dan membilang makhluk (merupakan egoistis kita) lebih dari Sang Formatur.” Yesus berkata untuk menyangkal nafsi kita sendiri, dan tidak titip api ala nafsi kita sendiri (Lukas 9:23).

Hidup ala radiks beberapa durja yura mengalihkan kita dari aci-asi menyembah Tuhan APAKAH HIDUP Per BERSYUKUR UNTUK Situasi-Kejadian MENGGANGGU DARI Amalan SEJATI?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *